Tammat SMP jadi Menteri ???? jangan membuat itu menjadikan tidak penting
bersekolah. Jangan menjadikan itu semacam "bumerang" bagi yang sekarang
sudah S2 atau S3. Tapi justru jadikan itu semacam moment bahwa
pendidikan dan sumber daya manusia amat sangat jauh beda nya.
Menjadi Dirut pada perusahaan nasional, memerlukan sumber daya manusia
yang tinggi, yang untuk kebanyakan orang harus dilalui dari bangku
sekolah.
Susi telah melewati itu, susi tak perlu sampan untuk menyeberang,
mungkin saja dia berenang kan ???. Memimpin usaha secara nyata lebih
dari sekolah management mana pun. Lebih dari ujian nasional mana pun
ketika dia menghadapi dilema untuk segera diambil keputusan. Disekolah,
dibangku kuliah bila salah menjawab soal paling resiko nya cuma nilai C
yang masih kita terima dengan senyum. Tapi justru orang seperti Susi
yang langsung berkutat dengan persoalan nyata bila salah mengambil
keputusan, resiko apa yang dia terima ????
Bahwa usaha yang dilakoni nya adalah "sekolah" nyata bagi beliau.
Sejarah membuktikan bahwa tokoh dalam sejarah bukan lah orang dengan
prestasi gemilang di sekolah nya. Bukan pula bintang kelas, tapi orang
yang berpendidikan rendah dengan SDM yang tinggi.
Ukuran pintar
dikalangan kita adalah ketika seseorang "makan sekolahan" dan gelar yang
banyak bagi sebagian orang. Dan bagi sebagian lain nya ukuran pintar
adalah IQ yang tinggi. Kita selalu menafikan EQ dan SQ, sehingga
tercipta lah anak Indonesia yang pintar tanpa "rasa". Pada hal rasa,
estetika, kreativitas, inovatif bukan ditentukan oleh IQ. Zaman ini dan
kedepan manusia yang berhasil dalam hidup adalah manusia yang penuh
dengan Kreativitas dan Inovatif justru.
Bahwa ada orang mempunyai alur pikir Teknis penuh hitung hitungan.
Sedangkan orang yang tak makan sekolah selalu berpikir Praktis.
Zaman ini adalah zaman hidup survival ditengah belantara kejam nya
kehidupan diperlukan orang orang yang berpikir Praktis, bukan Teknis....
!!!!!!
Home »
» Tammat SMP jadi Menteri ???
Tammat SMP jadi Menteri ???
Posted by Unknown
Posted on 12.26
with No comments
0 komentar:
Posting Komentar